Investor Saham Berpaling ke Pasar Uang

INILAH.COM, Jakarta – IHSG melemah di atas 2%, tapi rupiah justru menguat. Bank- bank luar negeri ditengarai
memboyong dana devisa mata uang lain ke Indonesia dengan
angka lebih besar.
Analis Monex Investindo Futures
Ariana Nur Akbar mengatakan, penguatan rupiah hari ini dipicu oleh terjadinya permintaan atas mata uang RI ini terutama dari
perbankan baik dari bank-bank asing (luar negeri) maupun perbankan Indonesia (dalam negeri). Menguatnya permintaan atas rupiah, karena level rupiah sudah mencapai jenuh jual pada level 9.500-9.580 per dolar AS.
Jadi, Ariana menegaskan,
perbankan borong rupiah karena
harga sudah terlalu melemah.
"Karena itu, sepanjang
perdagangan, rupiah mencapai
level terkuatnya 9.390 dan 9.560
sebagai level terlemahnya dari
posisi pembukaan 9.450 per
dolar AS,” katanya kepada
INILAH.COM, di Jakarta, Kamis
(31/5/2012).
Kurs rupiah $ di pasar spot valas
antar bank Jakarta, Kamis
(31/5/2012) ditutup menguat 10
poin (0,10%) ke 9.410/9.420 dari
posisi kemarin 9.420/9.430.
Dari sisi sentimen, lanjut Ariana,
memang belum mengalami
perbaikan. Sebab, rupiah secara
tidak langsung masih mendapat
pengaruh negatif dari krisis
perbankan di Spanyol.
Bank-bank Spanyol dan bank-
bank di Eropa secara
keseluruhan, maupun perbankan
di AS memiliki afiliasi yang
mengharuskan bekerja sama
dengan bank-bank di Indonesia.
"Tapi, mereka berburu rupiah
saat ini karena kebetulan sedang
menguat," ujarnya.
Karena itu, Ariana menegaskan,
bank-bank asing justru
mendatangkan devisa mata uang
lain (di luar rupiah) ke dalam
negeri dengan jumlah yang lebih
besar sehingga memperkuat
rupiah. “Apalagi, bursa saham
sedang mengalami pelemahan
sehingga dari sisi imbal hasil
dilihat pasar alih-alih
menguntungkan justru
menimbulkan risiko,” papar
Ariana.
Alhasil, dolar AS melemah
terhadap mayoritas mata uang
utama termasuk terhadap euro
(mata uang gabungan negara-
negara Eropa). Indeks dolar AS
melemah ke 82,802 setelah
mencapai level terkuatnya
83,116. "Terhadap euro, dolar AS
ditransaksikan melemah ke level
US$1,2413 dari sebelumnya US
$1,2365 per euro," imbuh Ariana.
Dari bursa saham, Kepala Riset PT
Universal Broker Indonesia Satrio
Utomo mengatakan, IHSG
melemah 85,09 poin (2,17%) ke
3.832,824. Dia mempertanyakan,
inikah yang namanya ‘selling
climax’. “Penjualan besar-besaran
terakhir untuk menghabiskan
posisi yang masih ada?” kata dia.
Dia sendiri menjawab tidak tahu.
“Yang saya tahu, kalau dari posisi
kemarin sore, net buy asing
semenjak awal Maret 2012,
masih surplus sekitar Rp5,7
trilyun. Artinya, dengan net sell
hari ini sebesar Rp1 triliun,
tenaga jual asing sebenarnya
tidak akan besar lagi,” ujar dia.
Tapi, dia menggarisbawahi,
bottom hanyalah bottom jika
bottom tersebut sudah terlewat.
“Lihat regional hari ini, tidak ada
jaminan kalau besok market
bakal turun. Artinya, kalau kita
hari ini jualan, takutnya besok
juga gak bisa dapet harga untuk
buy back,” tuturnya.
Dengan masih adanya potensi
penurunan Dow Jones Industrial
Average (DJIA) ke 12.100 (target
double top), trend memang
masih turun. “IHSG juga gagal
untuk bisa bertahan di atas
suport 3.838. Artinya, arahnya
pelemahan memang 3.700-3.750.
Kita duduk manis dulu deh,
sambil nunggu guyuran tekana
jual mereda,” imbuh dia.

sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar